Daftar Blog Saya

Rabu, 17 November 2010

Model Integratif Budi Pekerti di Sekolah sebagai Upaya Revitalisasi Pendidikan Etika, Moral dan Kesantunan Remaja di Jawa Timur




Model Integratif Budi Pekerti di Sekolah sebagai Upaya Revitalisasi Pendidikan Etika, Moral dan Kesantunan Remaja di Jawa Timur

DIUSULKAN OLEH:
M. Imam Adi Aji K.       (NIM: 0910113219) 2009
Elita Savira (NIM : 0910110096) 2009

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
FAKULTAS HUKUM
MALANG
2010


HALAMAN PENGESAHAN
LOMBA KARYA TULIS ILMIAH MAHASISWA
1. Judul                             : Model Integratif Budi Pekerti di Sekolah sebagai Upaya   Revitalisasi   Pendidikan Etika, Moral dan Kesantunan Remaja di Jawa Timur
      2. Kategori                                    :  LKTIM Bidang Pendidikan
      3. Bidang Ilmu                  :  IPS
      4. Ketua pelaksana kegiatan
            a. Nama lengkap         : M. Imam Adi Aji K.
            b. NIM                                    : 0910113219
            c. Fakultas                   : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP)
            d. Universitas              : BRAWIJAYA
            e. Alamat, /HP                        : Desa Semare Rt02 / Rw02 Kec. Kraton Kab. Pasuruan
            f. Alamat email           : ko2mgend@yahoo.co.id
      5. Anggota Pelaksana        : Elita Savira
      6. Dosen Pendamping
            a. Nama lengkap, gelar: DR.Drs. Arif Budi Wurianto, Msi.
            b. NIP                         : 196408291990031003
            c. Fakultas                   : Fakultas Ilmu Sosisal dan Ilmu Politi (FISIP)
            d. Universitas              : Brawijaya Malang
            e. Alamat, Telp/HP     :Jl. Terusan Titan VE9 Malang. 0341495054/Hp:08179624858
Menyetujui                                                                              Malang, 28 September 2010
Dekan                                                                                      Ketua Pelaksana Kegiatan



Herman Suryokumoro, SH.MS                                               M. Imam Adi Aji K.
NIP.195605281985031002                                                    NIM.0910113219

Pembantu Rektor III                                                               Dosen Pendamping



Ir.H.RB. Ainurrasjid, M.S.                                                     DR.Drs.Arif Budi Wurianto,Msi.
NIP. 130 935 076                                                                   NIP. 196408291990031003

KATA PENGANTAR
      Bismillahirroh manirrohim, Assalamualaikum Wr. Wb
      Syukur alhamdulillah terpanjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan karunia, rahmat, dan hidayah-Nya, sehingga karya tulis ilmiah mahasiswa ini dapat terselesaikan tepat waktu. Penyusunan karya tulis mahasiswa ini berdasarkan ide yang mengangkat permasalahan tentang remaja di Jawa Timur yang telah terisolasi dengan budaya asing yang tidak sesuai dengan budaya bangsa kita sendiri.
      Sesuai dengan judul yang diambil, karya tulis ini mencoba memberikan solusi terbaik dalam menata kembali etika dan moral remaja di Jawa Timur yang mudah dalam menyeleksi budaya barat yang bertentangan dengan budaya Indonesia. Solusi yang diutarakan hanya melalui sebuah karya tulis ilmiah, dimana yang menjadi acuan dalam penulisan ini adalah sebuah penelitian. Kritik-kritik yang dapat membangun untuk perbaikan sistematika dan pembahasan selalu akan diterima dengan besar hati, sebab ada pepatah mengatakan “tiada gading yang tak retak”. Demikian pula karya tulis ini, tentunya memiliki banyak kekurangan.
Secara khusus di sini disampaikan salam hormat yang setinggi-tingginya kepada para dosen yang telah banyak membantu, membimbing dan membina dalam penyusunan karya tulis mahasiswa ini. Salam terima kasih juga tersampaikan kepada teman teman yang selalu mendukung dan memberikan motivasi dalam menyusun karya tulis mahasiswa ini.
      Akhir kata, semoga penelitian ini membawa manfaaat yang positif bagi seluruh pembaca dan remaja Indonesia. Harapan kami yaitu agar karya tulis kami ini menjadi acuan dalam menata kembali moral dan etika remaja Indonesia.
Malang, 28 September 2010


Penulis
                       
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............………………………………………………...  i
DAFTAR ISI.... ………………………………………………………………  ii
ABSTRAKSI...................................................................................................  iii
BAB I                         PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang...............................................................................   1
1.2.Rumusan Masalah..........................................................................   2
1.3.Tujuan............................................................................................   3
1.4.Manfaat........................................................................................     3
1.5.Batasan..........................................................................................   3
1.6.Landasan Teori..............................................................................   3
1.6.1 Pengertian.............................................................................   3
1.6.2 Perkembangan......................................................................   5
1.6.3 Akibat tidak Adanya Model Integratif Budi Pekerti............   8
1.7.Kerangka Pikir...............................................................................  9
BAB II            Model Integratif Budi Pekerti di Sekolah sebagai Upaya   Revitalisasi                 Pendidikan Etika, Moral dan Kesantunan Remaja di Jawa Timur
2.1 Bentuk Integratif Budi Pekerti...................................................    10
2.2 Fungsi Integratif Budi Pekerti...................................................     10
2.4 Temuan Integratif Budi Pekerti.................................................     11

BAB III          PENUTUP
3.1  Kesimpulan..........................................................................     13
3.2  Saran....................................................................................     13
DAFTAR PUSTAKA

ABSTRAKSI
            Dalam penulisan karya tulis ini, penulis membahas masalah Penambahan mata pelajaran “Budi Pekerti dan Akhlaq” dalam Pendidikan Guna Menata Kembali Etika, Moral dan Sopan Santun Remaja Indonesia. Hal ini dilatarbelakangi oleh terjadinya degradasi etika, moral dan sopan santun pada remaja Indonesia yang mengakibatkan terjerumusnya remaja pada hal-hal yang dapat merusak masa depan mereka, seperti freesex, pergaulan bebas, dan lain-lain. Akibat lain yaitu bagi orang tua mereka yang pasti akan mendapat malu apabila anak mereka terjerumus ke hal-hal yang tidak diinginkan. Sedangkan akibat paling buruk adalah bagi bangsa dan negara,yaitu akan tercipta kesan buruk di mata internasional. Hal ini dikarenakan citra suatu bangsa dan masa depan bangsa itu bergantung pada bangsa itu sendiri dan masyarakatnya yang berpengaruh besar. Jadi dapat dikatakan remaja adalah masa depan suatu bangsa. Hal ini menjadi sangatlah penting untuk dikaji dan dicari solusinya.
      Tujuan dibuatnya karya tulis ini agar kita mengetahui dan menemukan solusi atas permasalahan yang dikaji. Metode yang digunakan adalah adalah yuridis empiris, mengkaji dan menganalisa permasalahan yang ditetapkan secara yuridis dengan melihat fakta empiris secara obyektif. Kemudian menganalisa seluruh data yang ada. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis mendapat jawaban atas permasalahan yang ada bahwa untuk membangun budi pekerti yang baik pada remaja sekarang ini yaitu dengan memberikan mata pelajaran budi pekerti dan akhlak pada pendidikan saat ini, karena untuk pembangunan karakter yang baik, hal itu tidak memadai lagi sekarang ini.
      Menyikapi fakta yang ada di atas, maka sangat perlu adanya penambahan mata pelajaran budi pekerti dan akhlak yang pada zaman dahulu ada kemudian sekarang mulai luntur. Hal ini ini semata-mata dilakukan sebagai upaya untuk mencegah dan memperbaiki moral, etika, dan sopan santun remaja era saat ini yang juga sudah semakin terkikis. Diharapkan dengan solusi-solusi yang ada ini, dapat memecahkan satu masalah dari sekian banyak masalah yang ada di negara kita ini.




BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
      Pada tahun 2010 ini Indonesia telah memasuki pasar bebas, dimana semua investor asing bisa memasarkan hasil produksinya ke dalam Indonesia. Dalam pasar bebas, banyak sekali orang asing yang secara tidak langsung memperlihatkan budaya mereka. Seperti cara berpakaian, cara makan, cara jika bertemu orang lain atau teman. Perkenalan budaya asing tersebut secara tidak  langsung juga akan mempengaruhi budaya lokal Indonesia. Agar budaya lokal Indonesia tidak sepenuhnya terpengaruhi oleh budaya barat, maka perlu adanya suatu penyaringan yang kuat agar tidak terjadi hal yang demikian.
      Penyaringan budaya tersebut dilakukan terlebih dahulu oleh pemerintah kemudian orang tua dan yang terakhir jatuh pada anak anak (mulai dari balita sampai remaja). Karena jika sitematika penyaringan itu tidak dilakukan, maka kemungkinan besar remaja secara tidak langsung akan meniru budaya asing yang tidak sepatutnya mereka lakukan. Orang asing bukan hanya memperlihatkan atau menunjukkan budaya di dunia nyata saja, tetapi mereka juga menunjukkan budayanya lewat dunia maya atau biasa yang disebut dengan internet. Kita bisa melihat seluruh apa yang terjadi di dunia ini lewat internet.  Apalagi saat ini sudah banyak warnet (warung Internet), dimana mereka bisa membuka situs-situs yang dibuat oleh orang asing atau mereka bisa membukanya lewat Handphone. Mereka juga meniru apa yang mereka lihat di Internet. Jadi pada dasarnya remaja itu seperti halnya bayi yang sangat besar, dimana mereka berada pada fase melihat dan meniru.
      Remaja adalah masa masa yang labil, dimana tingkat mencontohnya, menirunya sangat tinggi dibanding dengan orang tua. Bukan hanya tingkat meniru dan mencontohnya yang tinggi, tetapi juga tingkat emosi remaja juga tinggi. Seperti halnya model rambut artis Sinetron atau penyanyi, ketika artis idola mereka mengenakan model rambut yang baru, maka mereka juga akan mengganti model rambut mereka. Sembilan dari sepuluh remaja yang kami amati, mereka meniru gaya rambut sang idola. Mereka mengatakan bahwa hal yang mereka tiru itu merupakan suatu kebanggaan dari diri mereka sendiri.
      Saat ini remaja Indonesia kurang teliti dalam menyaring budaya asing yang masuk ke Negara kita. Mereka tidak menghiraukan dengan apa yang terjadi jika mereka kurang teliti dalam menyaring budaya asing yang masuk ke Indonesia.  Hasil dari ketidaktelitian dalam menyaring budaya tersebut akan berdampak negatif pada budaya lokal Indonesia. Sebagai contoh, menurunnya kualitas etika seorang murid kepada seorang guru.
Kemudian dalam segi moral, contoh yang dapat diberikan di sini mengenai penyalahgunaan jaringan internet. Dengan adanya jaringan internet, saat ini generasi bangsa kita khususnya pemuda mengalami degradasi moral. Hal ini dikarenakan para pemuda yang menggunakan jaringan Internet tidak mengakses suatu hal yang sewajarnya. Mereka telah menyalahgunakan kecanggihan teknologi dengan mengakses hal-hal yang berbau porno dan  tidak wajar bagi para pengguna khususnya pemuda untuk memanfaatkan dengan menyaksikan tayangan-tayangan budaya asing yang tidak normatif.  Berdasarkan hasil penelitian, hampir 50 % setiap pengguna kecanggihan teknologi internet mengakses hal-hal yang berbau porno. Perbuatan-perbuatan tersebut bukan hanya bertentangan dengan nilai budaya, norma agama dan norma kesusilaan, tetapi juga akan merusak masa depan mereka.

1.2  Rumusan Masalah
            Berdasarkan latar belakang yang penulis jelaskan di atas, penulis dapat merumuskan sebuah masalah. Masalah-masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana model integratif budi pekerti di sekolah yang sepatutnya diterapkan saat ini?
2.      Dalam bentuk apakah upaya revitalisasi pendidikan etika, moral dan kesantunan remaja di Jawa Timur?
3.      Fungsi apakah yang didapat dari revitalisasi pendidikan etika, moral dan kesantunan remaja di JawaTimur?



1.3  Tujuan
      Dalam penelitian kami ini pastinya kami selaku penulis memiliki tujuan baik bagi pembaca, remaja dan orang tua. Tujuan tersebut adalah :
1.      Untuk mengetahui model integratif budi pekerti di sekolah yang sepatutnya diterapkan saat ini.
2.      Untuk mengetahui bentuk upaya revitalisasi pendidikan etika, moral dan kesantunan remaja di Jawa Timur.
3.      Untuk mengetahui fungsi dari revitalisasi pendidikan etika, moral dan kesantunan remaja di JawaTimur.
1.4  Manfaat
            Manfaat yang didapatkan dari karya tulis ilmiah ini secara praktis adalah memberikan masukan tentang revitalisasi etika, moral dan kesantunan yang diupayakan dalam model integratif di sekolah-sekolah. Dan adapun manfaat teoritis yang diperoleh dari sini adalah memberikan sumbangan dan saran untuk perkembangan dan revitalisasi etika, moral dan kesantunan remaja di Jawa Timur.
1.5  Batasan
      Dalam melakukan penelitian karya tulis kami, kami memiliki batasan wilayah. Kami hanya melakukan penelitian di wilayah Jawa Timur saja. Karena di wilayah ini tingkat kualitas etika dan moral remaja sangat menurun dari tahun tahun sebelumnya, terutama di kota kota besar, seperti: Surabaya, Malang, Jember dan lain lain.
1.6  Landasan Teori
a.      Pengertian
1.)    Budi Pekerti
            Budi Pekerti adalah induk dari segala etika ,tata krama, tata susila, perilaku baik dalam pergaulan , pekerjaan dan kehidupan sehari-hari. Pertama-tama budi pekerti ditanamkan oleh orang tua dan keluarga dirumah, kemudian disekolah dan tentu saja oleh masyarakat secara langsung maupun tidak langsung. Pada saat ini dimana sendi-sendi kehidupan banyak yang goyah karena terjadinya erosi moral,budi pekerti masih relevan dan perlu direvitalisasi. Budi Pekerti yang mempunyai arti yang sangat jelas dan sederhana, yaitu : Perbuatan( Pekerti) yang dilandasi atau dilahirkan oleh Pikiran yang jernih dan baik ( Budi).

2.)    Moral dan Etika
Istilah Moral berasal dari bahasa Latin. Bentuk tunggal kata ‘moral’ yaitu mos sedangkan bentuk jamaknya yaitu mores yang masing-masing mempunyai arti yang sama yaitu kebiasaan, adat. Sedangkan istilah Etika berasal dari bahasa Yunani kuno. Bentuk tunggal kata ‘etika’ yaitu ethos sedangkan bentuk jamaknya yaitu ta etha. Ethos mempunyai banyak arti yaitu : tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan/adat, akhlak,watak, perasaan, sikap, cara berpikir. Sedangkan arti ta etha yaitu adat kebiasaan. Sedangkan kata ‘etika’ dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang baru (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1988 – mengutip dari Bertens 2000), mempunyai arti :
1.      ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak).
2.      kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak
3.      nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
Arti dari bentuk jamak inilah yang melatar-belakangi terbentuknya istilah Etika yang oleh Aristoteles dipakai untuk menunjukkan filsafat moral. Jadi, secara etimologis (asal usul kata), etika mempunyai arti yaitu ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan.
3.)    Integratif
            Dalam pengertiannya, integratif berarti padu. Konsep ini timbul dari makna kata yang berlawanan arti, yaitu disintegratif yang artinya komponen-komponen yang ada dalam suatu wadah (organisasi, negara atau institusi) yang memiliki opsi untuk memisahkan diri. Jadi arti dari integratif yaitu terdapatnya kesepahaman antar komponen karena kesamaan prinsipil hingga dapat disatukan dalam satu wadah.

b.      Perkembangan
1.)    Budi Pekerti di Sekolah
Sebelum masa kemerdekaan Republik Indonesia tahun 1945, Indonesia sangat memegang etika, moral dan sopan santun. Karena menjaga etika, moral dan sopan santun akan menjaga keutuhan atau kesatuan negara. Pada masa sebelum kemerdekaan RI, banyak masyarakat Indonesia yang tidak mengenyam pendidikan. Mereka bukan tidak mau sekolah, tetapi mereka mendapat tekanan dari para penjajah. Tekanan pada waktu itu adalah tidak memberikan kesempatan pada masyarakat Indonesia untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Dengan tekanan tersebut, masyarakat Indonesia pada saat itu masih mendapatkan pengajaran budi pekerti dan akhlaq tentang etika, moral, dan sopan santun dari orang tua mereka dan sesepuh. Mereka mendapatkan pendidikan dari sesepuh atau para guru agama. Sesepuh atau guru agama memberikan pendidikan mengenai budi pekerti dan akhlaq di sebuah padepokan kecil yang pada saat ini lebih dikenal dengan istilah Pondok Pesantren.  Jadi meskipun mereka tidak memiliki kesempatan untuk mendapatkan pendidikan yang layak, tetapi pada dasarnya mereka masih mendapatkan pengetahuan tentang budi pekerti dan akhlaq. Kedua ilmu pengetahuan tersebut sebagai tumpuan atau dasar dalam mencapai cita cita negara yaitu memerdekakan negara Indonesia. Penulis mengatakan demikian karena di dalam kedua ilmu pengetahuan tersebut bukan hanya mengajarkan tentang etika, moral dan sopan santun, tetapi juga mengajarkan tentang pentingnya bersatu. Dari situlah masyarakat Indonesia dapat mengambil haknya, yaitu sebuah kemerdekaan.
Setelah masa kemerdekaan RI tahun 1945, masyarakat Indonesia mendapatkan kemabali haknya dalam menimba ilmu pengetahuan. Pada saat itu Ilmu Budi Pekerti dan Ilmu Akhlaq masih dicantumkan dalam kegiatan belajar mengajar, tetapi pada tahun 1990-an ilmu tersebut disatukan dalam pelajaran PPKN atau yang lebih dikenal dengan sebutan KWN. Dalam pelajaran PPKN atau KWN, Budi Pekerti dan Akhlaq sudah tercantum dan dibahas. Pembahasan Budi Pekerti dan Akhlaq dalam pelajaran PPKN atau KWN tidak semendetail sebelumnya. Artinya pembahasan Budi Pekerti dan Akhlaq dalam pelajaran PPKN atau KWN hanya membahas tentang pokok pokoknya saja.
Dengan kondisi dan keadaan negara saat ini, dimana seorang siswa harus mengetahui tatanan negara. Pengetahuan siswa mengenai tatanan negara tersebut tidak akan berkembang tanpa adanya dorongan atau pembelajaran dari guru, maka dalam pelajaran PPKN atau KWN lebih difokuskan ke tatanan negara. Jadi seiring dengan berjalannya waktu dan keadaan negara kita, maka pembahasan mengenai Budi Pekerti dan Akhlaq lebih dipersingkat lagi. Dapat penulis simpulkan bahwasannya Ilmu Budi Pekerti dan Akhlaq dalam lembaga pendidikan menurun. Sehingga dengan adanya hal tersebut, maka menurunnya pembahasan Budi Pekerti dan Akhlaq juga menyebabkan menurunnya kesadaran etika, moral dan sopan santun remaja. 

2.)    Moral dan Etika
Lambat laun setiap manusia pasti mengalami perubahan. Perubahan tersebut mengacu kepada dua hal yaitu menjadi lebih baik atau menjadi lebih buruk. Perubahan menjadi lebih buruk atau menjadi lebih baik juga dapat difaktorkan oleh beberapa sebab, baik itu faktor internal maupun faktor external. Faktor internal contohnya: keruntuhan rumah tangga dapat menyebabkan seorang anak atau remaja mengalami perubahan. Sedangkan faktor external, contohnya dari pergaulan teman, lingkungan, kecanggihan teknologi dan lain lain.
Seiring dengan berjalannya waktu kecanggihan teknologi (sebagai salah satu contoh dari faktor external) makin tinggi, seperti layanan internet. Layanan internet ini akan membuka wawasan kita mengenai dunia luar yang belum kita ketahui sebelumnya. Karena dari internet tersebut kita bisa mengetahui semua apa yang terjadi di dunia. Itulah nilai positif dari canggihnya internet, tetapi tidak menutup kemungkinan kecanggihan teknologi itu juga memiliki nilai yang negatif. Nilai negatif yang dimaksud dalam penulisan kami adalah situs situs yang mengajarkan tentang hal hal yang bertentangan dengan nilai budaya, norma agama dan norma kesusilaan, seperti situs-situs porno. Kecanggihan tersebut merupakan faktor dari berubahnya etika dan moral remaja, khususnya di wilayah Jawa Timur menjadi negatif. Berdasarkan penelitian kami, bersumber dari Tempo Interaktif Edisi Rabu, 7 Juli 2010, 40 kasus pemerkosaan di Banjarnegara, Sumedang, dan Makassar disebabkan oleh video mirip artis yang sedang beredar saat ini melalui internet. Pelaku mengaku menonton video itu kemudian melakukan pemerkosaan. Dan ada juga yang sebagian menonton video porno lain yang juga berasal dari internet yang akhirnya berakibat sama.
Sebenarnya Indonesia sudah lagi tidak dijajah oleh negara lain, tetapi Indonesia sekarang dijajah oleh canggihnya teknologi yang merusak moral pemuda bangsa. Karena sebelum kecanggihan teknologi tersebut masuk ke Indonesia dan pada waktu itu juga masyarakat Indonesia masih sangat menghormati adat istiadat, budaya masing masing daerah, minimnya tindak kejahatan dan minimnya tindakan asusila ( seperti : pemerkosaan, freesex, penggunaan narkoba dan lain lain). Dulu  adanya gotong royong antar warga, sikap saling menghormati antar warga masih melekat dalam jiwa pemuda Indonesia, terutama di Jawa Timur. Hal tersebut sudah berkurang karena kecanggihan teknologi dan juga berbagai faktor lainnya. Jadi dapat kami simpulkan bahwa perkembangan etika dan moral remaja Indonesia (terutama di wilayah Jawa Timur) lambat laun makin menurun.

c.       Akibat Tidak Adanya Model Intregasi Budi Pekerti di Sekolah
Berdasarkan penjelasan di atas, adapun setiap perubahan pastinya ada usaha. Bukan hanya ada usaha, tetapi juga ada akibat dari sebuah perubahan. Akibat tersebut berdampak pada siswa dan orang tua serta bangsa.
1.)    Bagi Siswa
Dengan sedikit mendapatkan Ilmu Budi Pekerti dan Akhlaq, maka perubahan akan menimpa etika, moral dan sopan santun. Pada saat siswa masih menerima Ilmu Budi Pekerti dan Akhlaq, pada saat itu etika, moral, dan sopan santun (khususnya remaja) masih sesuai dengan budaya Indonesia. Tetapi pada saat siswa kurang mendapatkan atau menerima pembahasan mengenai Budi Pekerti dan Akhlaq, pada saat itu pula etika, moral, dan sopan santun sudah sedikit tidak sesuai dengan budaya Indonesia. Akibat dari tidak sesuainya etika, moral, dan sopan santun remaja dengan budaya Indonesia, maka masa depan mereka juga terancam. Seperti halnya banyak remaja yang melakukan freesex, narkoba, dan lain lain, bahkan seorang anak sampai membentak orang tuanya supaya si anak tersebut mendapatkan uang untuk membeli narkoba. Dampak tersebut bukan hanya merusak masa depan siswa siswi, tetapi juga akan berdampak pada orang tua.

2.)    Bagi Orang Tua
Keresahan orang tua akan masa depan anak mulai nampak ketika anak tersebut mulai menampakkan etika, moral, dan sopan santun yang buruk. Keresahan adalah salah satu dampak dari kurangnya pemberian Budi Pekerti dan Akhlaq terhadap anak.
Malu adalah dampak kedua bagi para orang tua. Ketika etika, moral, dan sopan santun anak tersebut sudah tidak sesuai dengan budaya Indonesia dan anak tersebut mulai melakukan hal yang dapat merusak masa depan, maka orang tua akan merasa malu.
           
3.)    Bagi Bangsa
Tentunya suatu bangsa sangat terpengaruh oleh kualitas masyarakatnya.  Apabila sebagian besar masyarakat tidak memiliki budi pekerti yang baik dalam dirinya, maka hal ini akan membahayakan bangsa itu sendiri. Salah satunya, citra bangsa akan terlahir buruk di mata internasional. Sebagai salah satu contoh adalah tingkat tindak pidana korupsi, dimana banyak para pejabat negara yang terjerat kasus korupsi. Tentunya masih banyak dampak yang lain dan oleh sebab itu, ini merupakan hal yang penting untuk dikhawatirkan agar bangsa ini tidak semakin hancur.


1.7  Kerangka Pikir
      Kerangka pikir yang penulis gunakan dalam penulisan karya tulis ini adalah sebuah penelitian, dimana penelitian masuk dalam jenis penelitian Kuantitatif. Penelitian kuantitatif kerangka berpikirnya terletak pada kasus yang selama ini dilihat atau diamati secara langsung oleh penulis. Kerangka pikir merupakan inti sari dari teori yang telah dikembangkan yang dapat mendasari perumusan masalah.  Kerangka pikir yang penulis lakukan adalah melalui pendekatan penelitian.







BAB II
Model Integratif Budi Pekerti di Sekolah sebagai Upaya   Revitalisasi   Pendidikan Etika, Moral dan Kesantunan Remaja di Jawa Timur

2.1  Bentuk Integrasi
             Bentuk integrasi Budi Pekerti di sekolah adalah berupa pembelajaran dan implementasi budi pekerti di dalam kegiatan belajar mengajar. Budi Pekerti bukanlah suatu hal yang hanya dipelajari, tetapi juga dipraktekkan dalam kegiatan sehari hari. Budi Pekerti berbeda dengan pelajaran lainnya, sebagai contoh adalah Biologi, Fisika, dan Matematika. Mata pelajaran Biologi, Fisika, dan Matematika lebih banyak mengacu pada teori dari pada praktek, karena dalam ketiga mata pelajaran tersbut kita harus mengusai materi dan konsep terlebih dahulu. Hal tersebut berbeda dengan Budi Pekerti, dimana dalam Budi Pekerti kita harus banyak mengimplementasikan atau mepraktekkan dalam kegiatan sehari hari. 
2.2  Fungsi Integrasi
Fungsi dari integrasi Budi Pekerti di sekolah adalah:
1.      Merevitalisasi Etika, Moral, dan Kesantunan. Maksud dari merevitalisasi adalah menata kembali etika, moral, dan kesantunan remaja Jawa Timur. Karena berdasarkan penelitian bahwa hampir 78% remaja Jawa Timur mengalami degradasi moral, etika dan kesantunan.
2.      Mengembalikan kearifan budaya Jawa Timur. Kearifan budaya Jawa Timur juga mengalami degradasi jika moral, etika dan kesantunan remaja di Jawa Timur juga mengalami degradasi. Jadi pada dasarnya moral, etika dan kesantunan merupakan faktor untuk meningkatkan kearifan budaya Jawa Timur.
2.3  Temuan Konsep
Berdasarkan penejalasan dan penelitian yang dilakuakn, bahwa perlu adanya model integrasi dan Implementasi Budi Pekerti di sekolah sebagai upaya revitalisai pendidikan etika, moral, dan kesantunan remaja di Jawa Timur. Mengingat pada saat ini negara kita sudah memasuki pasar bebas, dimana banyak para investor luar negeri memasarkan hasil produksinya ke Indonesia, terutama Jawa Timur dan secara tidak langsung mereka juga akan memperkenalkan budaya mereka kepada masyarakat Jawa Timur. Sebagai contoh cara mereka bertemu dengan orang lain, cara mereka berbicara, dan cara mereka berpakaian. Jika remaja Jawa Timur tidak mempertebal penyaringan (penyaringan yang dimaksud dalam penulisan karya tulis ini adalah Integrasi Budi Pekerti), maka mereka akan mengalami degradasi etika, moral, dan sopan santun.
Akhir akhir ini remaja Jawa Timur sudah mengalami degradasi etika, moral, dan kesantunan. Hal tersebut terbukti karena berdasarkan penelitian menyebutkan bahwa sebagian besar remaja di Jawa Timur sudah mengadopsi budaya barat yang tidak sesuai dengan budaya Indonesia. Jadi pembelajaran ilmu dan implementasi mengenai Budi Pekerti bukan penting lagi, tetapi merupakan suatu kewajiban bagi siswa siswi untuk mengimplementasikan Budi Pekerti.
Model integrasi Budi Pekerti di sekolah bukan hanya memiliki peranan penting dalam revitalisasi pendidikan etika, moral, dan kesantunan, tetapi juga akan bermanfaat bagi orang tua dan bangsa ini. Pemanfaatan penambahan mata pelajaran Budi Pekerti dan Akhlak dalam pendidikan bagi bangsa yaitu guna mencapai tujuan dan cita cita bangsa Indonesia sendiri yang tercantum dalam konstitusi kita. Dalam konstitusi sudah dijelaskan tujuan bangsa Indonesia yaitu mensejahterakan masyarakat Indonesia. Untuk mencapai cita cita bangsa tersebut, maka kita selaku masyarakat Indonesia wajib menata kembali etika, moral, dan sopan santun kita. Karena pada saat etika, moral, dan sopan santun masyarakat Indonesia masih sesuai dengan budaya lokal Indonesia, mereka bisa mewujudkan cita cita besar yaitu mencapai sebuah kemerdekaan bangsa.
Dalam revitalisasi pendidikan etika, moral, dan kesantunan tak luput ada pengawasan dari orang tua juga. Pada kenyataannya seseorang yang berperan penting dalam menjaga etika, moral, dan kesantunan remaja adalah orang tua. Jadi pengawasan orang tua dalam menjaga etika, moral dan kesantunan remaja sangatlah penting. 






















BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
      Dapat menarik kesimpulan bahwa untuk merevitalisasi etika, moral, dan kesantunan remaja di Jawa Timur agar sesuai dengan budaya Indonesia, maka perlu adanya suatu pembelajaran dan implrmrntasi mengenai Budi Pekerti di sekolah. Meskipun pembelajaran Budi Pekerti sudah dijelaskan di dalam mata pelajaran KWN, tetapi pembahasannya kurang begitu mendetail dan juga kurang adanya implementasi dalam kegiatan sehari hari. Jadi perlu adanya suatu pembelajaran khusus dan implementasi  mengenai Budi Pekerti baik di sekolah maupun kegiatan sehari hari.
3.2 Saran
Dewasa ini kita merasakan turunnya kualitas budi pekerti di dalam masyarakat. Bahkan siswa siswi di sekolah masih belum mengimplemtasikan Budi Pekerti. Berbagai contoh yang berhubungan dengan penurunan moral, etika dan sopan santun mudah ditemukan. Untuk mengatasi hal ini, ada beberapa cara yang bisa dilakukan, yaitu dengan mengintegrasikan mata pelajaran budi pekerti pada usia dini atau remaja di sekolah.
Selain itu, harus ada juga pengendalian dan pemupukan karakter dari orang tua kepada anaknya. Dapat ditekankan, bahwa sangat penting dilakukan. jika solusi ini dijalankan dengan baik maka akan membawa pengaruh besar bagi banyak pihak seperti; individu itu sendiri, keluarga, masyarakat dan yang terutama bagi bangsa dan negara.





DAFTAR PUSTAKA

  1. Sofa,Pakde. http://massofa.wordpress.com/2008/11/17/pengertian-etika-moral-dan-etiket/. 23 September 2010 Malang.
  2. Suryo S. Negoro. http://jagadkejawen.com/id/budi-pekerti/budi-pekerti. 23 September 2010 Malang.
  3. Caray. http://makalahdanskripsi.blogspot.com/2009/03/definisi-revitalisasi.html. 23 September 2010 Malang.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar