Daftar Blog Saya

Rabu, 17 November 2010

Filsafat Ilmu

Manusia merupakan makhluk yang memiliki jiwa dan raga. Dan dari jiwa raganya pula manusia berinteraksi dengan realitas-realitas yang ada. realitas tersebut diterima oleh panca indera dan diterima oleh akal, dirasakan oleh jiwa, dipikirkan dan kemudian manusia berkehendak melakukan respon atas realitas tersebut. Sehingga dari hal tersebutlah manusia memunculkan adanya kebutuhan untuk dapat menunjang keberlangsungan hidupnya. Menurut Abraham Maslow, manusia memiliki 5 tingkatan kebutuhan. Yang pertama adalah fisiologis, Keamanan, Cinta, harga diri dan aktualisasi. Contohnya saja ketika manusia melihat realitas kemiskinan di Indonesia. Realitas tersebut menghadirkan perasaan kasihan, sehingga manusia berpikir dan melakukan respon berbagai macam. Ada yang menjadi dermawan demi kebutuhan akan social atau mungkin harga diri sebagai orang yang dermawan. Sehingga demikian ini memunculkan berbagai macam kebutuhan manusia.
Manusia tidak hanya didasarkan atas kebutuhan apa yang ia perlukan, akan tetapi manusia juga memiliki kehendak atau keinginan diluar kebutuhan tersebut. Contoh saja manusia membeli barang mewah bukan karena kebutuhan, melainkan karena keinginannya untuk pamer dan sebagainya. Karena keinginan ini pula manusia menjadikan kebutuhannya bertambah dan semakin sulit untuk didapatkan. Dengan kesulitan yang terus dihadapi, maka manusia berpikir yang menghasilkan sebuah ilmu pengetahuan untuk menunjang kebutuhan dan keinginan yang semakin banyak dan kompleks. Sebut saja mesin. Dengan mesin manusia bisa melakukan berbagai macam pekerjaan yang rumit seperti membuat pakaian, membuat makanan dan sebagainya. Ini mempermudah manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Dan semakin bertambahnya zaman, semakin banyak pula kebutuhan manusia, yang berarti semakin berkembangnya pula ilmu pengetahuan bagi manusia.
Namun disisi lain, manusia juga dalam kehidupannya dilingkari dengan peraturan-peraturan yang mengatur kehidupannya. Kebudayaan yang menjadi tradisi dalam kehidupan manusia mengharuskan manusia harus hidup sesuai dengan apa yang telah menjadi tradisi. Dimana peraturan tersebut sering kali dipegang otoritasnya oleh kepercayaan-kepercayaan yang ada. dimana terkadang kepercayaan tersebut merupakan pengetahuan masa lampau yang sekarang bisa jadi sudah tidak relevan lagi untuk dipersandingkan dengan kebutuhan manusia yang komplek. Munculnya kepercayaan-kepercayaan masa lampau itu adalah kebutuhan manusia yang belum kompleks seperti sekarang. Akan tetapi manusia masih tetap mengikuti peraturan yang ada pada tradisinya, sebab tradisinya tersebutlah yang bisa membawanya sampai pada saat ini.
Dengan adanya kebutuhan akan ilmu pengetahuan dan juga keterikatan akan tradisi yang ada menyebabkan dampak-dampak yang terjadi terhadap life-world manusia. bisa jadi semua tradisi manusia tergantikan dengan budaya baru hasil dari pengetahuan kekinian. Sehingga dampak apa yang akan disebabkan oleh benturan ilmu pengetahuan dan life-world dan bagaimana penyikapan manusia terhadap dampak yang ada, maka perlu diketahui kedua hal tersebut.
Sudah pernah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa ilmu pengetahuan merupakan karya budi yang logis dan imajinatif. Dimana metode-metode yang digunakan adalah metode- metode yang logis karena ilmu pengetahuan mempraktekkan logika. namun selain logika, temuan-temuan dalam ilmu pengetahuan dimungkinkan dipengaruhi oleh akal budi manusia yang terbuka pada realitas. Selain itu, ilmu pengetahuan juga haruslah berbicara tentang hubungan antara ilmu pengetahuan dan masyarakat. Dengan topic bahasan diantaranya ilmu pengetahuan dan life-world.
Permasalahan
·           Manusia memerlukan ilmu pengetahuan untuk memenuhi kebutuhannya
·           Keterikatan manusia dengan tradisi yang ada
·           Ilmu pengetahuan mengikis keberadaan tradisi dalam kehidupan manusia
Tujuan
Dengan pembahasan dari ilmu pengetahuan dan life world, maka akan diketahui beberapa hal dalam pembahasan ini, diantaranya :
1.      Mengetahui dampak-dampak yang terjadi akibat dari benturan ilmu pengetahuan dan life world
2.      Mengetahui sikap (watak) yang harus ditampilkan secara intelektual dalam kehidupan sehari-hari atas penyikapan dampak tersebut.

A.    Pengertian
Ilmu pengetahuan adalah suatu hal yang berkaitan dengan fakta (meliputi data dan informasi) dan bersifat objektif, universal dan rasional. Sedangkan life world merupakan pengalaman pribadi dan bersifat subjektif. Ilmu pengetahuan tidak hanya terpaku pada prinsip finalitas akan. Tetapi lebih menekankan prinsip kausalitas. Contohnya ketika ada seseorang meninggal dunia karena kanker, maka ilmu pengetahuan tidak puas hanya dengan kenyataan bahwa setiap manusia akan mati. Ilmu pengetahuan akan mencari tahu sebab-sebab seseorang itu meninggal sehingga melihat bahwa akibat B disebabkan oleh sebab A.
B.     Dampak Intelektual
Sistem berpikir rasional, ilmu pengetahuan menjadi sebab terdalam dari lenyapnya banyak kepercayaan tradisional yang tidak mendasar,  tidak adanya kausalitas, hubungan sebab akibat atau dapat dikatakan gejala – gejala alam yang tidak dapat di nalar secara rasio. Secara umum, dapat diuraikan empat hal baru dari ilmu pengetahuan yang menimbulkan lenyapnya kepercayaan -  kepercayaan tradisonal.
Pertama, pengamatan lawan otoritas. Ini menjelaskan bahwasannya ilmu pengetahuan tidak didasarkan pada otoritas melainkan pengamatan. Otoritas di sini bukanlah memiliki makna kekuasaan yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan menentukan suatu kebijakan umum (terhadap Negara). Tetapi otoritas pada pembahasan ini merelevansikan dengan tradisi, sebagaimana tradisi yang telah mengakar kuat, terpatri, tertanamkan dan sangat berperan dalam memberikan pengaruh terhadap pola pikir (mindset).
Ilmu pengetahuan merintis jalan kepada kemandirian dalam berpikir berdasarkan pengamatan terhadap gejala – gejala alam atau social. Dapat disimpulkan bahwa ilmu pengetahuan menuntut agar orang tidak mudah percaya begitu saja pada tradisi atau otoritas tetapi percaya pada pengamatan dengan tehnik – tehnik yang rasional. Dengan kata lain ilmu pengetahuan melawan dan berusaha melenyapkan otoritas atau tradisi yang telah terpatri, tertancap.
Kedua, otonomi dunia fisik. Selain berdasarkan pada pengamatan, ilmu pengetahuan juga berangkat dari suatu filosofi tentang alam sebagai sesuatu yang otonom, yang memiliki hukumnya sendiri, tidak ada pengaruh roh – roh halus. Contoh sederhana, adanya fenomena alam gunung meletus. Orang yang masih terikat akan tradisi akan menganggap kejadian tersebut disebabkan atau digerakkan oleh roh – roh halus, atau yang mereka anggap sebagai penjaga gunung berapi. Tetapi secara ilmiah fenomena itu disebabkan magma yang terdapat pada dapur magma terdorong untuk keluar melalui celah, gang kecil. Magma yang keluar disebut dengan lava atau lahar.
Peranan dewa – dewi, roh – roh halus yang dianut lenyap dengan sendirinya jika ilmu pengetahuan dapat diterima.
Ketiga, disingkirkannya konsep tujuan. Berbeda dari agama ilmu pengetahuan hanya mengenal sebab efisien dari suatu peristiwa. Contoh kasus ada pertanyaan. Mengapa banyak orang meninggal karena kanker. Dalam medis atau ilmu kedokteran, pada diagnosanya menjelaskan bahwa mereka meninggal, imun atau kekebalan yang dimiliki tergrogoti oleh kanker itu sendiri secara perlahan. Itu secara ilmiah, tetapi jika direfleksikan dan direlevansikan dengan teologi (ilmu ketuhanan)

C.    Dampak Sosial Praktis
Pada dampak social praktis dijelaskan bahwa ketika kita mengetahui suatu ilmu pengetahuan atau dapat juga dicontohkan seperti hukum kauslitas. Maka hal ini, tidak hanya berhenti pada titik ketika kita mengetahui sebuah ilmu pengetahuan itu saja. Tetapi, hal ini dilanjutkan dengan tindakan bagaimana kita dapat memikirkan atau memberikan solusi untuk mencegah atau setidaknya meminimalisir akibat yang akan ditimbulkan. Berbeda lagi ketika kita membahas tentang teori tindakan “ dimana ketika ada yang tahu tentang sebab a maka akan tahu juga akibat b”. dalam hal ini sebenarnya ingin menjelaskan bahwasanya teori ilmiah dapat berupa teori pengetahuan (theory of knowledge) dan juga dapat pula menjadi teori tindakan (theory of action). Dalam hal ini teori ilmiah tidak dapat menjadi teori tindakan kecuali dengan teknik-teknik ilmiah yang digunakan dalam konteks interaksi komunitas manusia.
D.    Manfaat ilmu pengetahuan
Ilmu pengetahuan dengan teori tindakannya dapat memperlihatkan banyaknya fungsi ilmu pengetahuan, baik fungsi itu untuk kebaikan masyarakat banyak atau pula untuk dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi seseorang dalam meraih kekuasaan. Selain itu pula, ilmu pengetahuan juga mempunyai peran penting dalam membuat
Sebab akibat yakni jika kita melakukan sesuatu pasti ada sebab yang mana dari sebab itu pastilah ada akibat. tetapi sebelum akibat itu terjadi haruslah kita dapat mencegahnya. Kesimpulannya adalah sebelum akibat itu terjadi kita harus mencegahnya. Namun, setelah kita berusaha mencegah ternyata seringnya malah hasilnya berdampak negatif karena tambah melayani nafsu penguasa.
E.     Watak Intelektual sebagai sikap ilmiah
Setiap orang mengembangkan diri sesuai dengan tuntutan masyarakat ilmiah pada umumnya. Yaitu taat pada rasio. Maksudnya, dalam mengembangkan dan memengaruhi pola pikir kita dituntut untuk secara ilmiah, di mana dapat secara logika, direfleksikan ke dalam pikiran kita. Dan itu pula didukung dengan adanya peneletian, pengamatan sebagai suatu instrument untuk objek pembuktian kebenaran sehingga menjadikan hal tersebut sesuatu yang dapat diklaim sebagai pengetahuan ilmiah, yang sering kita sebut sebagai ilmu pengetahuan. Inilah watak intelektual nomor satu dan satu – satunya.
Ciri – ciri dalam penjelasan di atas dapat dirumuskan dan diuraikan sebagai berikut. Yang pertama memiliki rasa keingintahuan. Bahwasannya segala gejala dan fenomena alam yang ada pada realitas, tentunya tidak begitu saja diterima secara mentah – mentah, dan diakui bahkan diterapkan. Perlu adanya pembuktian – pembuktian secara ilmiah dengan mengritisi segala fenomena tersebut. Sikap kritis, dapat dimanifestasikan dengan mensangsikan gejala yang ada dan juga melakukan observasi,pengamatan. Kemudian yang kedua keengganan untuk menyetujui adanya ilusi – ilusi. Ilusi yang cenderung membawa kita pada kesesatan, sesat dalam artian tidak memiliki manfaat dan kegunaan yang nantinya membuat kita tidak berkembang dalam mindset kita selain itu menjadikan diri individu  pasif, statis, apatis, eksklusif bahkan introver (tertutup). Tidak memiliki keefektifitasan dan juga tidak memberikan kebahagiaan bagi umat manusia, meskipun ada tetapi itu hanya diawalnya selebihnya timbul penyesalan dan kekecewaan. Sehingga perlu adanya memunculkan sikap keterbukaan (ekstrover), untuk berpandangan lebih maju, dengan kata lain lebih bertingkah laku, dinamis, aktif, kritis, dan inklusif. Jadi tidak ada kepastian subyektif yang menyesatkan dalam ilmu pengetahuan.

1 komentar:

  1. itu teman
    sedikit
    penuang ilmu filsafat untuk teman2 yang lagi butuh filsafat

    BalasHapus